Menantu Pahlawan Negara

Bab 30



Bab 30 Mengusir 

“Shh” 

Semua orang menarik napas dalam–dalam, bahkan Luna dan keluarganya juga terkejut. 

Ekspresi anggota Keluarga Basagita menjadi sangat menarik. 

Sebelumnya, mereka terus menertawakan Ardika dan bilang kalau dia tidak sanggup membeli perabot mahal. Sekarang, harga satu set perabot ruang kerja saja sudah senilai 20 miliar lebih. 

Ardika datang ke hadapan Tuan Besar Basagita, lalu bertanya sambil tersenyum, “Tuan Besar, 

rumah ini besar nggak?” 

“Besar, bukan hanya bangunan yang besar, bahkan danau di luar sana juga sangat luas. Hehe.” 

Sikap Tuan Besar Basagita terhadap Ardika menjadi lebih sopan. 

Ardika lalu bertanya lagi sambil tersenyum, “Mahal nggak?” 

“Tentu saja, vila seharga 100 miliar juga bukan sesuatu yang bisa diimpikan semua orang.” This text is property of Nô/velD/rama.Org.

Ardika kembali melanjutkan, “Kalau tinggal di sini, pasti akan sangat bergengsi, ‘kan?” 

“Tentu saja. Di seluruh Kota Banyuli, hanya sedikit keluarga yang bisa membelinya.” 

Tuan Besar Basagita terus mengangguk. Dia mengira Ardika bertanya seperti itu karena ingin mengajaknya tinggal bersama. Senyuman di wajah Tuan Besar Basagita menjadi makin lebar. 

Senyuman di wajah Ardika tiba–tiba menghilang, dia lalu berkata, “Tapi, apa hubungannya semua 

ini denganmu?” 

Apa hubungannya semua ini denganmu? 

Ucapan Ardika yang santai itu membuat seluruh vila menjadi hening. 

“Ardika, apa maksudmu?” bentak Tuan Besar Basagita sambil memelototinya. 

Pada saat ini, Tuan Besar Basagita tentu saja paham bahwa Ardika sedang mempermainkannya 

“Maksudku sudah sangat jelas. 

Ardika berkata dengan nada dingin, “Vila Cakrawala adalah milik keluarga kami, nggak ada hubungannya dengan kalian, apalagi Keluarga Basagita. Sekarang, kalian sudah melihatnya, 

silakan keluar.” 

Wajah Tuan Besar Basagitá sangat merah karena marah, dia terus memelototi Ardika. 

Wisnu tiba–tiba membentak dengan kesal, “Ardika, jangan membual! Istrimu adalah cucu 

Keluarga Basagita, kamu adalah menantu Keluarga Basagita. Vila kalian adalah milik Keluarga 

Basagita ” 

+TS BONUS 

“Betul. Keluarga Basagita memberikan kalian makan dan pekerjaan, sekarang kalian malah ingin pergi begitu saja? Dasar pengkhianat 

Wulan dan yang lain juga ikut menuduh Ardika 

Ardika hanya tersenyum dingin menatap semua orang, dia pun berkata, “Sekarang, aku dan istriku sudah punya uang. Kalian baru menganggap kami sebagai anggota Keluarga Basagita, ya?” 

“Sebelumnya, kalian membuang semua pekerjaan kotor kepada istriku. Kalian juga menyuruh istriku menyerahkan diri, kenapa waktu itu kalian nggak bilang kalau kami adalah anggota keluarga kalian?” 

Semuanya tidak bisa menjawab. 

Selain Jacky dan Desi, Luna yang mendengar ucapan Ardika juga merasa sedih 

Wulan tiba–tiba berkata dengan sinis, “Luna, sebaiknya kamu jujur saja. Dari mana uang 60 miliar untuk membeli perabot ini? Jangan–jangan kamu menjual dirimu? Pantas saja Pak Ridwan bisa memukul keponakannya demi dirimu, kamu menjual ….* 

Plak! 

Sebelum selesai bicara, Wulan sudah ditampar. 

“Kalau berani asal bicara lagi, aku akan memotong lidahmu,” ucap Ardika dengan tajam. 

Luna dibuat marah oleh Wulan, dia pun berteriak, “Ardika, kasih tahu mereka, dari mana uang 

yang kamu gunakan untuk membeli perabot?” 

Seketika, semua orang menatap ke arah Ardika. 

Jacky dan Desi juga baru ingat. Sebelumnya, mereka terlalu bersemangat, sehingga lupa bertanya dari mana uang yang digunakan Ardika untuk membeli perabot. 

Dari mana Ardika punya uang sebanyak itu? 

Wulan memelototi Ardika dengan kesal, lalu berkata, “Cepat katakan! Aku juga nggak percaya 

kamu punya uang sebanyak itu.” 

“Aku pakai uangku sendiri, apa urusannya dengan kalian?” 

Duar! 

Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga ikut berdiri. 

Wulan tampak makin marah. 

“Dasar bodoh!” 

2/3 

415 BONUS 

Sambil tersenyum, Ardika pun berkata kepada Juna, “Pak Juna, orang–orang ini sangat mengganggu. Tolong suruh petugas manajemen untuk mempersilakan mereka keluar.” 

“Ardika, beraninya kamu mengusir kami keluar?” bentak salah satu anggota Keluarga Basagita 

Terutama Tuan Besar Basagita, dia tampak sangat marah. 

Sebagai seorang kepala keluarga, dia yang selalu mengusir Ardika keluar. 

Sekarang, Tuan Besar Basagita malah diusir oleh si pecundang ini. Di mana harga dirinya? 

3/2 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.